Andryan
Kamis, 25 Oktober 2012
Rabu, 17 Oktober 2012
Kendaraan Lapis Baja APC M113A1 Australia
Keluarga kendaraan M113A1 diperkenalkan ke militer Australia pada
pertengahan tahun 1960-an, dan ditambahkan varian-varian berikutnya
hingga tahun 1979. Saat ini tercatat ada 766 unit kendaraan M113A1 dalam
Angkatan Darat Australia. Namun hingga Februari 2005, hanya 520 unit
yang masih beroperasi.
Upgrade untuk kendaraan APC (lapis baja pembawa personil) telah
diusulkan oleh Departemen Pertahanan Rusia sejak beberapa tahun lalu,
mengingat banyaknya M113A1 yang sudah tua, meskipun banyak juga M113A1
yang sudah diperbaiki dan kembali masuk ke layanan. Pemerintah Australia
pun menyetujui usulan tersebut, pada tahun 1990-an disetujui untuk
meng-upgrade 573 kendaraan (M113AS) yang dimulai pada 1996 hingga
1998 dengan biaya sekitar 40 juta dolar Australia pada tahun 1993.
Tetapi biaya akhirnya membengkak lebih dari 40 juta dolar Australia.
Berikut adalah upgrade diterapkan pada M113A1
Proteksi
Kit pengaya lapis baja eksternal untuk melindungi dari senjata kaliber hingga 14,5 mm, liners spall internal,
penguatan lambung kendaraan untuk meningkatkan perlindungan, tanki
bahan bakar pindah dari dalam ke luar. Perubahan konfigurasi juga
memungkinkan untuk desain karakterisrik kendaraan kamuflase dengan
mengurangi profil turret (menara) secara keseluruhan, mengurangi
pencitraan radar dan inframerah oleh musuh.
Kemampuan Tembak
Senjata kaliber .50 baru dengan day/night sight.
Mobilitas
Mesin baru, transmisi dan setir pengemudi. Untuk memaksimalkan perubahan ini, suspensi, trek dan jalan roda juga diganti.
Internal
Termasuk kompartemen perbaikan seperti langkah-langkah mitigasi panas
dan penyimpanan yang lebih baik dari peralatan eksternal. Sistem bahan
bakar dan kelistrikan baru, dan sistem navigasi darat yang menggabungkan
GPS dan INS.
Kesimpulan yang tepat untuk upgrade kendaraan ini adalah : varian
M113-AS3 memiliki 5 roda jalan per sisi, massa kotor kendaraan adalah
33.069 pon atau 15 ton. Varian AS4 dengan 6 roda di setiap sisi, massa
39.683 pon atau 18.000 kg.
Varian meliputi :
Armoured Personnel Carrier (M113-AS4 APC). Varian paling umum
Armoured Fitters (M113-AS4 AF). Termasuk derek HIAB baru dengan daya angkat 2,4 ton ditingkatkan hingga jarak 4 meter. 38 unit
Armoured Recovery Vehicle Light (M806-AS4 ARVL). 12 unit
Armoured Ambulance (M113-AS4 AA)
Armoured Command Vehicle (M113-AS4 ACV)
Armoured Logistic Vehicle (M113-AS4 ALV)
Armoured Mortar (M125-AS3 AM)
PROYEKSI HELIKOPTER SERANG APACHE TNI-AD
Jihad-Defence-Indonesia
- Salah satu alutsista mutakhir yang diincar oleh TNI AD adalah
helikopter serang Apache AH-64 buatan Amerika Serikat. Helikopter ini
dibutuhkan sebagai payung udara u...
ntuk
melindungi gerakan pasukan dan mesin perang Angkatan Darat.Helikopter
Apache akan bergerak bersama-sama dengan tim di darat. Bagaimana dengan
dukungan TNI AU? TNI AU diposisikan sebagai tim yang memberi
perlindungan dari jarak jauh dan menengah. Dengan konsep ini TNI AD
tidak sepenuhnya menggantungkan nasib pertahanan udara mereka pada matra
lain.Ketika pesawat atau helikopter musuh sudah mendekat, TNI AD akan
melindungi diri mereka sendiri.
Untuk mendapatkan kemampuan itu, TNI AD mengincar helikopter serang yang mumpuni. Secara kalkulasi pilihannya jatuh kepada Helikopter Apache Longbow dengan persenjataan lengkap. Payung udara ini harus memiliki kemampuan yang mumpuni, karena jika pertahanan udara terpatahkan, pergerakan pasukan di darat akan terancam. Menurut KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo , sampai saat ini TNI AD terus mengkaji kemampuan dan kelayakan helikopter Apache. Secara anggaran, budget TNI AD cukup untuk mendatangkan sekitar 8 unit helikopter Apache. Penelitian ini juga ditujukan untuk presentasi di hadapan Komisi I DPR nanti. TNI AD menyiapkan argumen dan dasar pemikiran pentingnya pengadaan Helikopter Serang Apache dan diharapkan pembelian helikopter itu nantinya disetujui Legislatif. Harga helikopter Apache memang mahal, sekitar 60 juta USD per unit. TNI AD sedang memikirkan opsi-opsinya agar bisa membeli Apache ini.
Alternatif lainnya adalah Heli Super Cobra sekitar 15 juta USD per unit, serta Black Hawk yang lebih murah lagi. Namun kemampuannya masih di bawah Apache.Pertimbangan menolak dua helikopter ini adalah, jika dianggap tidak superior, maka keberadaannya bisa dianggap tidak existing, tidak masuk hitungan, sehingga gratis saja. Kecuali jika ada opsi-opsi membuat helikopter itu menjadi mumpuni. Kebutuhan terhadap helikopter serang yang mumpuni juga terkait dengan konsep perang TNI AD yang terus dimodernisasi.
TNI AD berencana membentuk satuan brigade mekanis yang memiliki daya pukul maut dan pergerakan yang cepat, dengan mengandalkan lapis baja dan kendaraan taktis. Untuk itu pula meriam 155 Caesar dipilih karena bisa diangkut oleh Hercules, tanpa mempretelinya dan bisa langsung dioperasikan, saat pesawat mendarat. Selain dilindungi oleh Heli Apache, TNI AD juga membeli rudal pertahanan udara jarak pendek, Mistral. Rudal dengan sistem fire and forget ini, dikombinasikan dengan Rantis 4X4 buatan Pindad . "Rudal Mistral bisa ditembakkan sambil duduk-duduk santai dan 90% akan mengenai sasaran", ujar KSAD.
Konsep perang Angkatan Darat bisa ofensif dan defensif. Ofensif adalah dengan menggerakkan tim maju ke depan lalu menguasai bidang baik di darat dan udara.Untuk itu dibutuhkan payung udara yang kuat, antara lain pengadaan Helikopter serang Apache. Selain Apache, TNI AD telah memesan heli serang AS 550 Fennec , untuk menggantikan heli Bolcow BO-105 dan menemani Heli Serang MI-35 buatan Rusia yang lebih dulu dibeli TNI AD.
Lihat SelengkapnyaUntuk mendapatkan kemampuan itu, TNI AD mengincar helikopter serang yang mumpuni. Secara kalkulasi pilihannya jatuh kepada Helikopter Apache Longbow dengan persenjataan lengkap. Payung udara ini harus memiliki kemampuan yang mumpuni, karena jika pertahanan udara terpatahkan, pergerakan pasukan di darat akan terancam. Menurut KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo , sampai saat ini TNI AD terus mengkaji kemampuan dan kelayakan helikopter Apache. Secara anggaran, budget TNI AD cukup untuk mendatangkan sekitar 8 unit helikopter Apache. Penelitian ini juga ditujukan untuk presentasi di hadapan Komisi I DPR nanti. TNI AD menyiapkan argumen dan dasar pemikiran pentingnya pengadaan Helikopter Serang Apache dan diharapkan pembelian helikopter itu nantinya disetujui Legislatif. Harga helikopter Apache memang mahal, sekitar 60 juta USD per unit. TNI AD sedang memikirkan opsi-opsinya agar bisa membeli Apache ini.
Alternatif lainnya adalah Heli Super Cobra sekitar 15 juta USD per unit, serta Black Hawk yang lebih murah lagi. Namun kemampuannya masih di bawah Apache.Pertimbangan menolak dua helikopter ini adalah, jika dianggap tidak superior, maka keberadaannya bisa dianggap tidak existing, tidak masuk hitungan, sehingga gratis saja. Kecuali jika ada opsi-opsi membuat helikopter itu menjadi mumpuni. Kebutuhan terhadap helikopter serang yang mumpuni juga terkait dengan konsep perang TNI AD yang terus dimodernisasi.
TNI AD berencana membentuk satuan brigade mekanis yang memiliki daya pukul maut dan pergerakan yang cepat, dengan mengandalkan lapis baja dan kendaraan taktis. Untuk itu pula meriam 155 Caesar dipilih karena bisa diangkut oleh Hercules, tanpa mempretelinya dan bisa langsung dioperasikan, saat pesawat mendarat. Selain dilindungi oleh Heli Apache, TNI AD juga membeli rudal pertahanan udara jarak pendek, Mistral. Rudal dengan sistem fire and forget ini, dikombinasikan dengan Rantis 4X4 buatan Pindad . "Rudal Mistral bisa ditembakkan sambil duduk-duduk santai dan 90% akan mengenai sasaran", ujar KSAD.
Konsep perang Angkatan Darat bisa ofensif dan defensif. Ofensif adalah dengan menggerakkan tim maju ke depan lalu menguasai bidang baik di darat dan udara.Untuk itu dibutuhkan payung udara yang kuat, antara lain pengadaan Helikopter serang Apache. Selain Apache, TNI AD telah memesan heli serang AS 550 Fennec , untuk menggantikan heli Bolcow BO-105 dan menemani Heli Serang MI-35 buatan Rusia yang lebih dulu dibeli TNI AD.
Tank Terbaik Di Dunia Top 10
M1A2 Abrams – AS
Fitur dan spesifikasi :
Fitur dan spesifikasi:
Fitur dan spesifikasi :
Fitur dan spesifikasi :
Fitur dan spesifikasi :
Fitur dan spesifikasi :
Fitur dan spesifikasi :
Anda mencari tank terkuat di dunia? Inilah dia M1 Abrams,
diyakini sebagai tank paling kuat di dunia. Merupakan tank generasi
ketiga Amerika. Dinamai dengan nama seorang Jenderal AS mantan kepala
staf angkatan darat dan panglima pasukan militer AS di Vietnam
1968-1972, yaitu jenderal Creighton Abrams.
Fitur dan spesifikasi :
- Menggunakan mesin turbin gas yang kuat
- Lapis baja terbuat dari komposit canggih
- Penyimpanan amunisi terpisah dalam kompartemen blow-out untuk keselamatan awak
- Tank terberat yang dipakai AS - 62 ton
- Akan dipakai oleh AS kemungkinan sampai tahun 2050
- Kecepatan maksimumnya 67,72 km/jam
- Harga 6,210 juta dolar
TYPE 99 - CINA
Tipe 99, merupakan tank generasi ke-3 yang dioperasikan oleh Tentara
Pembebasan Rakyat Cina. Tercatat sebagai salah satu tank tercepat di
dunia. Nama lengkapnya adalah MBT ZTZ99, dianggap sebagai salah satu
dari dua belas tank terbaik di dunia. harga per unitnya sekitar 2,5 juta
US dolar. Juga dikenal sebagai ZTZ-99 dan WZ-123. Varian terbarunya
adalah jenis 99KM. Saat ini merupakan MBT paling canggih yang digunakan
oleh Tentara Pembebasan Rakyat Cina. Mulai beroperasi pada tahun 2001.
Fitur dan spesifikasi :
- Memiliki Sistem laser pertahanan aktif JD-4
- Mesin kuat
- Senjata 155mm dengan putaran kinetik
- Lapis baja yang baik
- Kompartemen pengemudi di bagian depan
- Kompartemen pertempuran terletak di bagian belakang kompartemen pengemudi
- Mesin dipasang di bagian belakang
- Fitur dual sumbu 125mm/50-kaliber stabil ZPT98 gun smoothbore
- Dilengkapi rudal anti tank Rusia 9M119
- Kecepatan maksimum 80km/jan
- Berat 54 ton untuk tipe 99G, 57 ton untuk tipe 99A1, 58 ton untuk tipe 88A2
- Panjang 11 m dan lebar 3,4 m
- Dioperasikan oleh 3 kru
Challenger II – INGGRIS
FV4034 Challenger II adalah tank kebanggaan Inggris. Merupakan tank
tempur utama dari Angkatan Darat Inggris dan Oman. Sangat dapat
diandalkan dalam perang. Selama invasi Irak tahun 2003, tank Challenger
II yang beroperasi di Teluk tidak pernah mengalami kerusakan total
akibat serangan musuh.
Fitur dan spesifikasi :
- Dapat bertahan dari serangan 14 granat luncur dan dari 1 rudal anti tank MILAN.
- Harga 7,291 juta US dolar
- Berat 62,5 ton
- Panjang 8,3 m dan 11,5 m panjang keseluruhan (dengan meriam) dan lebar 3,5 m
- Dioperasikan oleh 4 kru (komandan, penembak, operator dan pengemudi)
- Kecepatan maksimumnya hanya sekitar 59 km/jam
T-90 - RUSIA
T-90 adalah tank tempur utama Rusia dan merupakan tank tercanggih yang
digunakan oleh Angkatan Darat Rusia. Harga per unitnya sekitar 2,230
juta dolar AS. Mulai digunakan pada tahun 1992.
Fitur dan spesifikasi :
- T-90 menggunakan senjata tank dan Gun Sight 1G46 dari T-80U
- Konsep perlindungan KOntakt-5 ERA
- Dilengkapi penerima peringatan laser
- Dilengkapi EMT-7 untuk penghancuran ranjau magnetik
- Dipersenjatai dengan Shtora infrared ATGM jamming system
- Dioperasikan oleh 3 kru
- Berat tempur 46,5 ton
- Fitur 4 tak V-84ms mesin diesel dengan kekuatan 849 tenaga kuda
- Kapasitas bahan bakar 1.600 liter
- Jarak tempuh 650 km di jalan beraspal dan 500 km di medan non aspal
- Kecepatan maksimal 65 km/jam
- Berat 46,5 ton
- Panjang 9,53 m
Leclerc - PERANCIS
Leclerc adalah tank tempur utama Perancis yang diciptakan oleh Nexter.
Dinamai dari nama seorang Jenderal dari perang dunia II yaitu Jenderal
Philippe Leclerc. Mulai digunakan pada tahun 1992 oleh Perancis dan juga
digunakan oleh Uni Emirat Arab. Jumlah total Leclerc yang dimiliki
Perancis sekitar 406 unit dan UEA memiliki 388 unit.
Fitur dan spesifikasi:
- Berat 54,5 ton
- Panjang 9,87 meter
- Lebar 3,71 meter
- Tinggi 2,53 meter
- Dioperasikan oleh 3 kru (komandan, penembak dan pengemudi)
- Kecepatan maksimal 71 km/jam
Leopard 2 - JERMAN
Leopard 2 merupakan tank tempur uatma Jerman. Mulai digunakan pada tahun
1979. Turun langsung ke pertempuran pertama kali di pertempuran Kosovo
dan juga beraksi di Afganistan bersama pasukan ISAF. Leopard 2
merupakan tank termahal di dunia, satu unitnya senilai 4,5 juta dolar
AS (leopard 2A6). --Ini tank yang mau dibeli Indonesia dari Belanda--
Fitur dan spesifikasi :
- Memiliki fitur sistem pengendalian kebakaran digital dengan pengukur jarak laser
- Senjata utama yang sepenuhnya stabil
- Dilengkapi dengan senapan mesin koaksial
- Memiliki night vision canggih dan peralatan pengamatan
- Memiliki kemampuan untuk tetap fokus pada target bergerak saat bergerak di medan yang sulit.
- Dapat melewati air 4 meter karena menggunakan snorkel
- Dapat memanjat hambatan vertikal lebih dari satu meter tingginya.
- Didukung dengan mesin turbo-charged multi-bahan bakar diesel V12 yang menghasilkan 1.500 tenaga kuda
- Berat 62,3 ton
- Panjang 9,97 meter
- Lebar 3,75 meter
- Dioperasikan oleh 4 kru
- Kecepatan maksimal 72 km / jam
Merkava - ISRAEL
Merkava dalam bahasa Ibrani berarti "kereta tempur", adalah tank tempur
utama dari Angkatan Pertahanan Israel. Harga per unitnya sekitar 4,5 - 5
juta dolar AS.
Fitur dan spesifikasi :
- Perakitan menara terletak dekat bagian belakang yang berfungsi memberikan perlindungan tambahan terhadap awak dari serangan frontal
- Clamshell ala pintu masuk belakang yang memberikan perlindungan bagian kepala ketika off-dan on-pemuatan kargo atau personil
- Berat 65 ton
- Panjang 9,04 meter
- Lebar 3,72 meter
- Tinggi 2,66 m
- Dioperasikan oleh 4 orang kru (komandan, pengemudi, penembak dan operator)
- Kecepatan maksimal 64 km / jam.
CI ARIETE - ITALIA
CI ARIETE adalah tank tempur utama Angkatan Darat Italia. Tank ini
dilengkapi sistem optik, digital imaging dan fire control terbaru. Ini
memungkinkan untuk CI ARIETE tetap efektif terhadap target bergerak pada
siang maupun malam hari.
Fitur dan spesifikasi :
- Dilengkapi dengan meriam 120 mm smoothbore Oto Melara
- Senapan mesin 7,62 mm koaksial
- Juga memiliki senapan mesin 7,62 mm anti pesawat yang diawaki oleh komandan tank
- Berat 54 ton
- Panjang 9,67 m
- Dioperasikan oleh 4 kru
- Kecepatan maksimal 70 km/jam
ARJUN - INDIA
Arjun adalah tank tempur utama (Sekali lagi, bahasa militernya adalah
MBT - Main Battle Tank) negara India. Harga per unitnya 3,8 juta dolar
AS. Nama tank tersebut diambil dari salah seorang tokoh kisah Mahabarata
yaitu Arjun (Arjuna).
Fitur dan spesifikasi :
- Dilengkapi dengan senapan 120 mm dengan amunisi APFSDS yang memiliki kemampuan mengalahkan tank lain yang superior
- Memiliki senapan mesin 7,62 mm koaksial dan satu lagi senapan mesin 12,7 mm.
- Mesin multi-bahan bakar diesel MTU tunggal dengan kekuatan 1.400 tenaga kuda
- Kecepatan maksimum 70 km/jam
- Dioperasikan oleh 4 kru (komandan, penembak, operator dan pengemudi)
- Memiliki alat deteksi kebakaran otomatis
- Sistem perlindungan NBC
- Berat 58,5 ton
- Panjang 10,68 meter
T-84 - UKRAINA
T-84 merupakan MBT dari Ukraina. Adalah salah satu MBT tercepat di
dunia. Mulai digunakan Angkatan Bersenjata Ukraina sejak 1999. T-84
merupakan pengembangan dari T-80 Uni Sovyet.
Oplot T-84 merupakan versi lanjutannya yang menggabungkan kompartemen
amunisi lapis baja dalam satu sistem dan letak tertentu.
Fitur dan spesifikasi :
- Kekuatannya 26 tenaga kuda/ton (T-90 kontemporer Rusia hanya 18 tenaga kuda/ton)
- Dirancang sangat baik untuk digunakan di iklim panas, dan bahkan termasuk sebuah kompartemen kru yang ber-AC
- Berat 46 ton
- Panjang 7,086 meter
- Lebar 3,775 meter
- Tinggi 2,215 meter
- Dioperasikan oleh 3 kru
- Kecepatan maksimal 65 km/jam
Nb: Urutan diatas bukanlah mencerminkan tingkatan. Setiap tank memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
KCR Jadi Andalan Pertahanan Laut RI
Kapal cepat rudal (KCR) yang dipesan pemerintah dari industri galangan kapal PT Palindo Marine, Batam, segera diserahterimakan. Keberadaan kapal jenis tersebut penting untuk pengamanan wilayah lau...
t.
Dari empat KCR yang dipesan, dua di antaranya telah diserahterimakan, yakni KRI Celurit 641 dan KRI Kujang 642. Ini merupakan bagian dari program pengadaan KCR secara besar-besaran TNI Angkatan Laut (AL). Managing Director PT Palindo Marine Harmanto mengungkapkan, KCR yang ketiga sekarang ini tinggal tahap finishing. ”Minggu lalu sudah di-launching dan akhir tahun ini mungkin bisa diserahterimakan,” katanya kepada SINDO kemarin.
Kapal ketiga itu sudah berada di galangan kapal dari pabrik tersebut dan menjalani penyempurnaan. ”Setelah penyempurnaan, akan dilakukan pengujian di laut,” sebut dia. Sembari menyelesaikan kapal ketiga, lanjut Harmanto, pihaknya juga sudah mulai tahapan pengerjaan kapal keempat. ”Kita membuat kapal lengkap, kecuali persenjataannya,” imbuh dia. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin menuturkan, pemerintah akan membeli total sekitar 35 KCR untuk memenuhi kebutuhan sesuai program pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF).
”Sejauh ini baru empat yang kita pesan,” ujarnya. Indonesia butuh kapal-kapal jenis ini untuk pengamanan wilayah laut, terutama di kawasan barat. ”Perairan wilayah barat sangat cocok untuk kapa-kapal kecil seperti ini (panjang di bawah 100 meter) karena perairannya dangkal. Kalau di timur, kita butuh kapal-kapal besar yang panjangnya di atas 100 meter,” terang dia. Untuk kapal berukuran di atas 100 meter, kata dia, Kemhan memesan ke PT PAL Surabaya.
”Kita juga punya program korvet nasional,” sebut Hartind yang juga staf ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan itu. Komandan Satgas KCR-40 dan PC-43 TNI AL Kolonel Nurwahyudi menambahkan, butuh waktu sekitar 12 bulan untuk merampungkan satu unit KCR terhitung sejak penandatanganan kontrak. ”Nanti sebelum diserahterimakan ada uji kelaikan laut dulu oleh TNI AL,” sebut dia.
Kapal ini, kata Nurwahyudi, memiliki spesifikasi yang relatif sama dengan dua kapal sebelumnya, KRI Celurit 641 dan KRI Kujang 642. Untuk diketahui, kapal yang didesain sebagai kapal patroli tersebut memiliki spesifikasi panjang sekitar 44 meter, lebar 7,4 meter, berbobot 250 ton, dan mampu berlayar dengan kecepatan maksimum 30 knot. Kapal dipersenjatai rudal C-705, meriam kaliber 30 mm enam laras, serta meriam anjungan dua unit kaliber 20 mm.
KSAL Laksamana TNI Soeparno sebelumnya menuturkan, program penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL 2012 adalah pengadaan kapal selam dan kapal permukaan. ”Ada tiga kapal selam, dua kapal permukaan frigat jenis perusak kawal rudal (PKR) dan 20 kapal patroli cepat dan kapal cepat torpedo,” tuturnya.
Hingga 2024, TNI AL butuh 24 unit kapal jenis ini. Kapal ini akan dioperasikan di wilayah armada barat dan Sulawesi Utara. Dalam pemesanan kapal ke PT Palindo itu, diketahui harga per unit kapal sekitar Rp 75 miliar. Pada pengadaan pertama, KRI Celurit, pemerintah bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk pembiayaannya.
Kemandirian Alutsista
Lahirnya Undang-Undang (UU) Industri Pertahanan dipercaya bakal mempercepat perkembangan industri pertahanan dalam negeri. Sebab, UU yang ditandatangani Presiden saat hari ulang tahun TNI ke-67, 5 Oktober lalu, itu mengatur sinergi antar industri strategis maupun industri pertahanan dalam memproduksi alutsista.
Perkara sinergi ini yang selama ini menjadi salah satu kendala yang dihadapi perusahaan. Menurut Hartind, UU Industri Pertahanan memberikan jaminan adanya pembelian produk pertahanan maupun oleh pemerintah. ”Selama ini yang dikhawatirkan industri pertahanan adalah masalah konsistensi pembelian dari user,” beber dia.
© Seputar Indonesia, garuda militer
Dari empat KCR yang dipesan, dua di antaranya telah diserahterimakan, yakni KRI Celurit 641 dan KRI Kujang 642. Ini merupakan bagian dari program pengadaan KCR secara besar-besaran TNI Angkatan Laut (AL). Managing Director PT Palindo Marine Harmanto mengungkapkan, KCR yang ketiga sekarang ini tinggal tahap finishing. ”Minggu lalu sudah di-launching dan akhir tahun ini mungkin bisa diserahterimakan,” katanya kepada SINDO kemarin.
Kapal ketiga itu sudah berada di galangan kapal dari pabrik tersebut dan menjalani penyempurnaan. ”Setelah penyempurnaan, akan dilakukan pengujian di laut,” sebut dia. Sembari menyelesaikan kapal ketiga, lanjut Harmanto, pihaknya juga sudah mulai tahapan pengerjaan kapal keempat. ”Kita membuat kapal lengkap, kecuali persenjataannya,” imbuh dia. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin menuturkan, pemerintah akan membeli total sekitar 35 KCR untuk memenuhi kebutuhan sesuai program pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF).
”Sejauh ini baru empat yang kita pesan,” ujarnya. Indonesia butuh kapal-kapal jenis ini untuk pengamanan wilayah laut, terutama di kawasan barat. ”Perairan wilayah barat sangat cocok untuk kapa-kapal kecil seperti ini (panjang di bawah 100 meter) karena perairannya dangkal. Kalau di timur, kita butuh kapal-kapal besar yang panjangnya di atas 100 meter,” terang dia. Untuk kapal berukuran di atas 100 meter, kata dia, Kemhan memesan ke PT PAL Surabaya.
”Kita juga punya program korvet nasional,” sebut Hartind yang juga staf ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan itu. Komandan Satgas KCR-40 dan PC-43 TNI AL Kolonel Nurwahyudi menambahkan, butuh waktu sekitar 12 bulan untuk merampungkan satu unit KCR terhitung sejak penandatanganan kontrak. ”Nanti sebelum diserahterimakan ada uji kelaikan laut dulu oleh TNI AL,” sebut dia.
Kapal ini, kata Nurwahyudi, memiliki spesifikasi yang relatif sama dengan dua kapal sebelumnya, KRI Celurit 641 dan KRI Kujang 642. Untuk diketahui, kapal yang didesain sebagai kapal patroli tersebut memiliki spesifikasi panjang sekitar 44 meter, lebar 7,4 meter, berbobot 250 ton, dan mampu berlayar dengan kecepatan maksimum 30 knot. Kapal dipersenjatai rudal C-705, meriam kaliber 30 mm enam laras, serta meriam anjungan dua unit kaliber 20 mm.
KSAL Laksamana TNI Soeparno sebelumnya menuturkan, program penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL 2012 adalah pengadaan kapal selam dan kapal permukaan. ”Ada tiga kapal selam, dua kapal permukaan frigat jenis perusak kawal rudal (PKR) dan 20 kapal patroli cepat dan kapal cepat torpedo,” tuturnya.
Hingga 2024, TNI AL butuh 24 unit kapal jenis ini. Kapal ini akan dioperasikan di wilayah armada barat dan Sulawesi Utara. Dalam pemesanan kapal ke PT Palindo itu, diketahui harga per unit kapal sekitar Rp 75 miliar. Pada pengadaan pertama, KRI Celurit, pemerintah bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk pembiayaannya.
Kemandirian Alutsista
Lahirnya Undang-Undang (UU) Industri Pertahanan dipercaya bakal mempercepat perkembangan industri pertahanan dalam negeri. Sebab, UU yang ditandatangani Presiden saat hari ulang tahun TNI ke-67, 5 Oktober lalu, itu mengatur sinergi antar industri strategis maupun industri pertahanan dalam memproduksi alutsista.
Perkara sinergi ini yang selama ini menjadi salah satu kendala yang dihadapi perusahaan. Menurut Hartind, UU Industri Pertahanan memberikan jaminan adanya pembelian produk pertahanan maupun oleh pemerintah. ”Selama ini yang dikhawatirkan industri pertahanan adalah masalah konsistensi pembelian dari user,” beber dia.
© Seputar Indonesia, garuda militer
Sabtu, 13 Oktober 2012
SENAPAN SERBU Armalite / Colt AR-15 / M16 M16A1 M16A2 M16A3 M16A4 (USA)
SENAPAN SERBU Armalite / Colt AR-15 / M16 M16A1 M16A2 M16A3 M16A4 (USA)
SENAPAN SERBU Armalite / Colt AR-15Tipe Senapan serbu
Negara asal Amerika Serikat
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1958–sekarang
Sejarah produksi
Perancang Eugene Stoner
Tahun 1957
Spesifikasi
Berat 2,27 kg–3,9 kg
Panjang Laras
508 mm standar
406 mm
368 mm
Magazen .223 Remington, 5.56 NATO
Mekanisme Sistem gas langsung, bolt berputar
Rata² tembakan 800 butir/menit (versi otomatis)
Kecepatan peluru 975 m/s
Jarak efektif 550 m
Amunisi Magazen STANAG
Alat bidik Besi
AR-15 (singkatan dari Armalite model 15) adalah senapan semi-otomatis, yang mirip dengan senapan otomatis M16 atau karabin M4, banyak dimiliki, dan dipasarkan untuk sipil. Senapan AR-15 sipil memiliki banyak pilihan modifikasi dan umumnya memiliki pegangan pistol, popor lipat atau teleskopik, laras melingkar, dan tempat bayonet. Senapan AR-15 original buatan ArmaLite/Colt awalnya merupakan senapan purwarupa yang diikutsertakan dalam tender senapan Amerika Serikat, yang akhirnya diadopsi menjadi senapan M16.
Model Armalite AR-15 dengan magazine asli yang berisi 25 butir peluru
1973 AR-15 SP 1 dengan 'slick side' di atas receiver (tanpa forward assist) serta
magazine Colt asli yang berisi 20 butir peluru
Karaben Colt AR-15 SP 1 Sporter
1973 AR-15 SP 1 dengan 'slick side' di atas receiver (tanpa forward assist) serta
magazine Colt asli yang berisi 20 butir peluru
Karaben Colt AR-15 SP 1 Sporter
FAR 15 dengan
magazine isi 10 peluru, dan kelengkapan lainnya termasuk : pinned dan
welded muzzle brake, forward assist, "Bullet Button", collapsible stock
serta Aimpoint CompM4 (teropong optik) yang terpasang di bagian atas
rail.
Diagram dari M 16
STANAG magazine yang cocok dengan AR 15. Juga dapat digunakan untuk senapan lainnya seperti
FN F 2000, M 16, dan FN SCAR
Magazine era perang Vietnam dengan 20 butir peluru (kiri), dan NATO STANAG magazine dengan 30 butir peluru (kanan)
M 16A1
Tipe tanda dan kontrol pada senapan M 16A1
STANAG magazine yang cocok dengan AR 15. Juga dapat digunakan untuk senapan lainnya seperti
FN F 2000, M 16, dan FN SCAR
Magazine era perang Vietnam dengan 20 butir peluru (kiri), dan NATO STANAG magazine dengan 30 butir peluru (kanan)
M 16A1
Tipe tanda dan kontrol pada senapan M 16A1
M16A3 dilihat
dengan sinar X, jelas terlihat bagian yang terbuat dari aluminium
terlihat berwarna biru sedangkan bagian yang terbuat dari besi berwarna
hitam
M-16 (senapang)
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1960–
Digunakan oleh Amerika Serikat, NATO,
Israel, banyak lainnya
Pada perang Perang Vietnam, Perang Teluk, Perang Irak
Sejarah produksi
Perancang
Eugene Stoner
L. James Sullivan
Tahun 1957
Produsen
Colt Defense
FN Herstal
H & R Firearms
General Motors
Diproduksi 1960–sekarang
Jumlah produksi Diatas 8 juta
Varian Lihat Variants
Spesifikasi (M16A2)
Berat 7.8 lb (3,5 kg) (Tiada Isi Peluru)
8.79 lb (4,0 kg) (Berisi Peluru Penuh)
Panjang 39.625 in (1.010 mm)
Panjang Laras 20 in (508 mm)
Peluru 5.56x45mm NATO
Mekanisme Mekanisme Gas, Putaran Bolt (Langsung tubrukan)
Rata² tembakan 12-15 putaran / menit berkelanjutan, 45-60 putaran / menit semi-otomatis, & 700-950 putaran / menit siklik
Kecepatan peluru 3,100 kaki/detik (944.88 m/s)
Jarak efektif 550 Meters (titik sasaran), 800 Meters (daerah sasaran)
Amunisi Magazen box 30 butir,
Magazen box RPK 40 butir,
Magazen drum RPK 75 butir
Alat bidik Bidikan besi
M16(dikenali sebagai Senapang, kaliber 5,56 mm, M16) adalah sebutan militer Amerika Serikat untuk senapan AR-15 . Colt membeli hak atas AR-15 dari ArmaLite dan saat ini menggunakan sebutan yang hanya untuk versi semi-otomatis senapan. Senapan M16 menembak menggunakan Magazen 5.56x45mm dan dapat menghasilkan efek melukai besar ketika dampak peluru pada kecepatan tinggi dan patek dalam jaringan menyebabkan fragmentasi dan cepat mentransfer energi.
Senapan M16 mulai digunakan Angkatan Darat Amerika Serikat dan telah dikerahkan untuk operasi perang hutan di Vietnam Selatan pada tahun 1963, menjadi senapan standar AS dari Perang Vietnam pada tahun 1969, menggantikan senapan M14 dalam peran tersebut.
Tentara AS masih mempergunakan senapan M14 di Conus, Eropa, dan Korea Selatan hingga tahun 1970. Sejak Perang Vietnam, keluarga senapan M16 telah menjadi senapan utama infanteri militer AS. Dengan variannya (M16A1, M16A2, M16A3, dan M16A4), telah digunakan oleh hampir seratus negara. Produksi di seluruh dunia Jumlah senjata M16-gaya sejak awal desain telah telah sekitar 8 juta, sehingga senjata api yang paling banyak diproduksi dalam kaliber nya. Senapan M16 sedang digantikan karabin seri M4 secara bertahap di Angkatan Darat Amerika Serikat untuk digunakan pada tahun 2010.
Pengenalan
M16 adalah senapan serbu yang ringan, berkaliber 5.56 mm, air-cooled, beroperasi dengan sistem gas, menggunakan magazen, dan menggunakan bolt berputar. M16 dibuat dari besi, alumunium, dan plastik komposit.
Senapan M16 digunakan Angkatan Udara Amerika Serikat ,Korps Marinir Amerika Serikat dan Angkatan Darat. Senapan XM16E1, adalah versi pertama dari senapan M16 yang digunakan. Kemudian, Angkatan Darat Amerika Serikat menstandar XM16E1 sebagai senapan M16A1.
Model awal Senapan M16A1 yang digunakan oleh US Air Force dengan
issue dilingkungan militer menggunakan magazine yang berisi 20 butir peluru
issue dilingkungan militer menggunakan magazine yang berisi 20 butir peluru
Senapan M16A1 dengan magazine yang berisi 20 butir peluru
Senapan M16A1 dengan magazine yang berisi 30 butir peluru
Senapan M16A1 dengan magazine yang berisi 30 butir peluru dan bayonet
M16A1 dengan peluncur granat M203 kaliber 40 mm
Prajurit Angkatan Darat Diraja Malaysia dengan M16A1 dilengkapi dengan
M203 peluncur granat sewaktu di CARAT Malaysia 2008
M16 dengan maju membantu fitur
yang diminta oleh Angkatan Darat. Semua versi awal menggunakan kartrid
Magazen M193/M196 dengan mode menembak semi-otomatis dan otomatis. Hal
ini terjadi di awal 1960-an, apabila Tentara menggunakan senjata itu
akhir tahun 1964 Senapan AR-15 pertama kali dikeluarkan untuk pasukan
Pasukan Khusus pada musim salju tahun 1964.Senapan M16A1 dengan magazine yang berisi 30 butir peluru
Senapan M16A1 dengan magazine yang berisi 30 butir peluru dan bayonet
M16A1 dengan peluncur granat M203 kaliber 40 mm
Prajurit Angkatan Darat Diraja Malaysia dengan M16A1 dilengkapi dengan
M203 peluncur granat sewaktu di CARAT Malaysia 2008
Gambar atas adalah model senapan A2, gambar bawah model senapan A2 dengan A1 rear sights (sebagai C7)
Senapan M16A2 mulai beroperasi pada 1980-an, Magazen standar kartrid NATO , kartrid M855/M856 Belgia-digunakan. M16A2 adalah senapan pilihan-menembak (semi-otomatis, tiga putaran dengan tembak ledakan) menggabungkan elemen desain yang diminta oleh Korps Marinir:. yg dpt mengatur, bidikan Windage, 5/8-inch simpanan , laras lebih berat, deflektor untuk penembak kiri, dan silinder laras Keselamatan Modus tembakan pemilih di sisi kiri penerima. M16A2 masih senapan utama di Angkatan Laut AS, Coast Guard, Air Force, dan masih digunakan berat di Angkatan Darat dan Korps Marinir
Senapan M16A3 merupakan senapan M16A2 dengan kelompok kontrol Tembakan M16A1's (tembakan semi-otomatis dan otomatis) dan boleh dibuka pasang, mempunyai pemegang terpasang pada penerima atas datar, hanya digunakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat.
Senapan M16A4 itu senjata standar untuk Korps Marinir Amerika Serikat dalam Operasi Pembebasan Irak, itu menggantikan M16A2 di unit garis depan. Di Angakatan Darat Amerika Serikat senapan M16A2 digantikan dengan dua model senapan, yang M16A4 dan karabin M4 sebagai senapan serbu standar.
M16A4 dengan magazine yang berisi 30 butir peluru,
dan pegangan bawaan terpasang di atas Picatinny rail
M16A4 dengan RIS (Rai Interface System)
M16A4 memiliki penerima
flat-top dikembangkan untuk karabin M4, sebuah pemegang keselamatan
dengan empat rel Picatinny untuk me-mount pemandangan, laser, perangkat
penglihatan malam, ke depan pegangan, dilepas menangani, dan lampu
suluh.dan pegangan bawaan terpasang di atas Picatinny rail
M16A4 dengan RIS (Rai Interface System)
Senapan M16 ini diproduksi sepenuhnya oleh Colt dan Fabrique Nationale de Herstal (di bawah kontrak militer AS sejak tahun 1988 oleh FNH-USA, saat ini di produksi sejak 1991, terutama M16A2, A3, dan A4), dengan varian dibuat di tempat lain di dunia. Versi untuk militer AS juga telah dibuat oleh H & R Senjata Api General Motors Divisi Hydramatic dan terakhir dengan Pertahanan Sabre. Versi semi-otomatis dari AR-15 adalah populer sebagai senapan menembak untuk rekreasi, dengan versi yang diproduksi oleh produsen kecil dan besar lainnya di Amerika Serikat.
M231 Firing Port Weapon (FPW), senapan M 16 yang dimodifikasi untuk menembak dari port M2/M3 Bradley AFV
SejarahProyek SALVO
Pada tahun 1948, Angkatan Darat AS mendirikan badan sipil Kantor Penelitian Operasi (Operations Research Office, ORO). Salah satu penelitian pertama mereka adalah menganalisa lebih dari tiga juta laporan medan Perang Dunia II. Kesimpulan yang mereka dapat adalah bahwa sebagian besar pertempuran terjadi pada jarak dekat. Pada perang dengan mobilitas yang tinggi, regu-regu tempur sering menemui musuh secara tiba-tiba; dan pihak yang memiliki kemampuan menembak paling banyak adalah yang menang. Mereka juga menemukan bahwa kemungkinan tertembak pada pertempuran sebenarnya acak saja — maksudnya, membidik secara akurat tidak begitu berpengaruh, karena target tidak diam pada tempatnya. Selain itu, peluru kaliber besar yang digunakan pada senapan-senapan masa itu juga tidak cocok karena terlalu besar dan berat, yang dibutuhkan adalah peluru dengan kaliber yang lebih kecil.
Penelitian ini terlihat oleh Kolonel René Studler, Kepala Penelitian dan Pengembangan Senjata Ringan AD AS. Kolonel Studler lalu meminta Aberdeen Proving Ground untuk membuat laporan tentang peluru kaliber lebih kecil. Sebuah tim yang dipimpin Donald Hall, direktur pengembangan di Aberdeen, melaporkan bahwa peluru dengan ukuran 0,22 inci (5,59 mm) efeknya akan sama dengan peluru kaliber besar di pertempuran. Anggota timnya, khususnya William C. Davis, Jr. dan G.A. Gustafson, mulai mengembangkan percobaan peluru 0,224 inci (5,69 mm). Tapi pada tahun 1955, permintaan pendanaan mereka ditolak.
Sebuah penelitian baru, Proyek SALVO, dibuat untuk mencari rancangan senjata yang cocok dipakai pada pertempuran sebenarnya. Proyek SALVO dijalankan pada tahun 1953 sampai 1957 dengan dua fase. SALVO I menyimpulkan bahwa sebuah senapan yang menembakkan empat peluru ke area 0.5 meter akan melipatgandakan kemungkinan kena pada senapan semi-otomatis.
Pada fase SALVO II, dilakukan pengetesan konsep senjata. Irwin Barr dari AAI Corporation memperkenalkan serangkaian senjata dengan peluru mirip anak panah, mulai dari peluru shotgun berisi 32 anak panah, sampai senapan dengan peluru panah. Winchester dan Springfield menawarkan senjata dengan banyak laras, dan ORO menawarkan peluru .308 Winchester atau .30-06, yang berisi dua peluru kaliber .22, .25 atau .27.
Eugene Stoner
Pada tahun 1954 perusahaan senjata Eugene Stoner, ArmaLite, ikut dalam tender pemilihan senapan penganti M1 Garand. Senapan yang mereka buat adalah senapan AR-10.
AR-10 termasuk canggih kalau dibandingkan dengan senapan lain yang dites. Dengan berat 900 gram lebih ringan dari yang lain, akurasinya juga tidak kalah. Tetapi, senapan ini telat dikirim untuk pengetesan pada tahun 1956, pada saat itu, pengetesan senapan lain sudah masuk pada tahun ke-2, dan AR-10 adalah senapan baru di antara senapan-senapan yang sudah dikembangkan secara lebih dalam. Dan pada tahun 1957 dalam penegetesan, laras prototip AR-10 pecah, yang langsung mengakibatkan ditolaknya rancangan AR-10 ini. Pada akhirnya senapan yang diterima adalah rancangan T44, yang diberi nama M14. Walau begitu, ArmaLite nantinya akan mengembangkan senapan baru yang dibuat berdasarkan senapan AR-10 ini.
CONARC
Pada tahun 1957, salinan permintaan pendanaan tahun 1955 Gustafson sampai ke tangan Jenderal Willard Wyman, komandan Komando Angkatan Darat Kontinental AS (U.S. Continental Army Command, CONARC). Dia langsung membentuk tim untuk percobaan pengembangan peluru kaliber .22 (5.6 mm).
Jenderal Wyman yang dulu terkesan oleh demonstrasi AR-10, secara pribadi menyarankan ArmaLite agar ikut dalam tender senapan yang menggunakan peluru 5.56 mm. Rancangan yang diserahkan ArmaLite, AR-15, berupa AR-10 yang disesuaikan dan dikecilkan ukurannya. Rancangan Winchester dibuat berdasarkan M1 Carbine, dan Springfield tidak ikut memberikan rancangan mereka, karena tidak mau mengalihkan sumber daya dari proyek T44. Tetapi pada akhirnya, AR-15 mengungguli semua rancangan yang lain.
M 16 dipajang di Museum Senapan Nasional (no 3 dari atas) alalu dibawahnya AR 10 dan AR 15
AR-15 dipajang di Museum Senapan Nasional
AR-15 dipajang di Museum Senapan Nasional
Pada saat itu, induk perusahaan ArmaLite, Fairchild, telah menghabiskan $1,45 juta untuk pengembangan, dan mengakibatkan Fairchild hengkang dari industri senjata ringan. Hak cipta AR-15 lalu dijual ke Colt Firearms pada Desember 1959, dengan harga $75.000 tunai dan 4,5% royalti penjualan.
Adopsi M16
Pada November 1964, AD Amerika Serikat memesan 85.000 AR-15 yang dimodifikasi, dan diberi nama XM16E1, untuk percobaan. AU Amerika Serikat juga memesan 19.000 yang tidak dimodifikasi, diberi nama M16. Dan setahun kemudian AU secara resmi menerima M16 pertama.
Setelah itu AD Amerika Serikat mulai mempersenjatai infanteri dengan senapan XM16E1 (diberi nama M16), tapi senapan-senapan ini diberikan tanpa peralatan pembersihan yang memadai. Selain itu, AD Amerika Serikat juga gagal memproduksi peluru 5.56 mm yang sesuai spesifikasi pabrik, ditambah dengan dirubahnya komposisi bubuk mesiu yang digunakan. Amunisi 5.56 mm baru ini ternyata merusak isi senapan, dan karakteristik pembakarannya meningkatkan kemungkinan kemacetan M16.
Pada tahun 1966, XM16E1 sampai ke tangan tentara Amerika Serikat di Vietnam, dan mulailah muncul laporan-laporan tentang kerusakan dan kemacetan senapan M16. Walau M14 sudah memiliki laras dan kamar peluru yang dilapisi chrome, M16/XM16E1 tidak. Dengan adanya laporan-laporan tentang tentara yang mati karena kemacetan senjata, dimulailah investigasi oleh Konggres, yang hasilnya mempertanyakan kemampuan senapan dan peluru 5.56 mm.
Atas dasar investigasi itu, XM16E1 lalu dimodifikasi menjadi M16A1, yang sudah diberi lapisan chrome, dan disesuaikan dengan amunisi keluaran Angkatan Darat. Selain itu senapan-senapan baru ini juga sudah perangkat pembersihan. Angkatan Darat memesan 840.000 senapan baru ini pada tanggal 28 Februari 1967. Program pelatihan intensif juga dilakukan untuk melatih pembersihan senapan, dan sebuah buku manual berbentuk komik disebarkan ke para tentara.
Desain
Receiver M16 terbuat dari alumunium. Laras, bolt, dan bolt carriernya terbuat dari besi. Popor dan pegangannya terbuat dari plastik. Model-model awal M16 termasuk ringan, dengan berat 2,9 kg, ini jauh lebih ringan daripada senapan-senapan tahun 1950-an dan 1960-an. Dan juga lebih ringan dari AK-47 yang beratnya sekitar 5 kg. M16A2 dan varian-varian yang lebih baru beratnya bertambah, yaitu menjadi 3,9 kg.
Model-model terbaru (M16A4) memiliki desain receiver atas "flat-top", dilengkapi dengan Picatinny mounting rail, yang membuat pemakai bisa memasang alat bidik biasa, maupun alat bidik optik seperti teleskop dan night vision.
Produsen dan Pengguna
Senapan M16 merupakan senjata 5.56x45 mm yang sering diproduksi di dunia. Saat ini, M16 digunakan oleh 15 negara NATO dan lebih dari 80 negara di seluruh dunia. Berbagai perusahaan di Amerika Serikat, Kanada, dan China telah menghasilkan lebih dari 8.000.000 senapan pada semua varian. Sekitar 90% yang masih beroperasi. The M16 menggantikan M14 dan M1 karabin sebagai senapan standar infanteri angkatan bersenjata AS. M14 terus untuk terlihat digunakan terutama di Penembak Jitu, Penembak Jitu Profesional, dan seremonial resmi.
Langganan:
Postingan (Atom)